Virus African Swine Fever ( ASF ) mengganas dan  menyerang ternak babi hampir di semua wilayah kabupaten Nagekeo .Ribuan ternak babi sudah menjadi korban keganasan virus ini. Beberapa waktu lalu ASF menyerang daerah ibukota kabupaten dan  saat ini mulai berpindah menyerang daerah Selatan .Sekitar dua bulan yang lalu ada dua desa yang sebagian besar ternak babi menjadi korban keganasan ASF yaitu desa Wokodekororo dan desa Tonggo.Desa Podenura yang merupakan tetangga Desa Tonggo tidak luput menjadi korban keganasan ASF.

Desa Podenura sendiri meskipun memiliki penduduk dengan dua agama yaitu Islam dan Katolik namun populasi ternak babi terhitung sangat banyak.Toleransi yang terjaga sejak jaman dahulu membuat masyarakat sudah memahami batasan batasan hidup berdampingan dengan warga dengan agama berbeda.Warga beragama muslim banyak membantu para peternak babi seperti memberikan batang pisang,pepaya, sisa olahan makanan serta yang lainnya.

Jumlah babi di wilayah desa Podenura saat ini diperkirakan mencapai 500 ekor tersebar di wilayah tiga dusun dari 4 dusun di wilayah Desa Podenura.Populasi babi 2 tahun belakang meningkat tajam di wilayah Desa Podenura.Ada peternak yang memiliki babi lebih dari 40 ekor .Sejak Pemdes Podenura mengadakan mesin pencacah batang pisang sebanyak 3 buah yang dibagikan ke 3 wilayah Dusun masyarakat mulai memelihara babi dalam jumlah yang banyak.

Sekitar sebulan yang lalu ASF sudah menyerang hampir semua wilayah Desa Tonggo yang merupakan desa tetangga dari desa Podenura.Wilayah Desa yang berdampingan tentu saja sangat memungkinkan untuk penularan wabah ASF dengan sangat cepat .Menyikapi hal ini Pemerintah Desa Podenura sudah menghubungi Dinas Peternakan Nagekeo dan juga tenaga kesehatan hewan.Berdasarkan pantuan petugas kesehatan hewan ternak babi yang mati memiliki gejala tertular ASF. Dinas terkait bersama para petugas kesehatan sudah memberikan saran mengenai pencegahan yaitu dengan cara menjaga kebersihan kandang dengan menyemprotkan disinfektan di kandang babi serta mengurangi mobilitas warga dari wilayah yang sudah tertular serta menguburkan babi yang sudah mati.Pemdes sudah menyampaiakan himbuan ini kepada warga secara langsung melalui para kepala dusun dan RT,selain itu juga melalui grup WA Desa.Namun keganasan wabah ASF sangat sulit untuk dicegah .

Saat ini ternak babi yang mati hampir di semua wilayah desa Podenura.Berdasarkan aduan masyarakat ada dua wilayah dusun yang sebagian besar ternak babi mati yaitu dusun Rerawete dan dusun Usu. Virus yang sampai saat ini belum ditemukan obat tentunya sulit untuk dicegah penularannya.Alhasil saat ini warga hanya mengandalkan pengobatan dengan memanfaatkan obat tradisional namun berbagai upaya pengobatan yang sudah dilakukan tidak banyak membantu menyelamatkan ternak babi. Kematian babi tentunya menjadi mimpi buruk untuk peternak babi dikarenakan selama ini sumber penghasilan masyarakat mayoritas dari hasil jual ternak babi.Banyak warga smpai menitikan air mata menyaksikan ternak mereka menjadi korban keganasan virus ASF.